Catatan Abah pagi ini tentang bubur ayam saja, tepatnya tentang Bubur Ayam Raden.
Semoga sahabat-sahabat tidak bosan dengan catatan tentang bubur ayam, seperti Abah yang tidak bosan menikmati bubur ayam hampir setiap pagi. Karena seperti pernah Abah bilang, kalau setiap pedagang bubur ayam punya racikan khasnya masing-masing, sehingga cita rasa bubur ayam pun berbeda dari satu pedagang ke pedagang lainnya.
Bubur Ayam Raden ini lokasi dagangnya di pinggir Jalan Bhayangkara. Ada bangku dan meja berjejer di trotoar jalan di samping gerobak bubur ayamnya.
Abah memesan satu porsi bubur ayam, dan inilah bubur ayam pesanan Abah,
Abah tak menyangka kalau ukuran mangkuknya cukup besar. Kalau tahu begini, mungkin Abah cukup pesan setengahnya saja.
Perhatikan potongan daging ayamnya, besar-besar. Ada tambahan berupa sayur dan kentang dengan rasa agak asam, ditambah dengan irisan daun seledri dan juga goreng bawang. Tidak ada kerupuk, hanya ada goreng pangsit kecil-kecil yang ditempatkan terpisah.
Sebagai asesoris tambahan, tersedia juga keroket, sate jeroan ayam, sate telor puyuh dan telor asin. Abah ingin mencoba bagaimana rasa memakan telur asin dan bubur ayam, tapi karena porsi bubur ayamnya yang besar, Abah urung melakukannya.
Dibawah ini foto lokasi Bubur Ayam Raden di Jalan Bhayangkara,
Demikian sedikit catatan Abah pagi ini tentang bubur ayam yang racikannya khas, Bubur Ayam Raden.
Sahabat, selamat ber-hari Jum'at. Semoga Jum'at berkah...
==( )==
Waduh enak sih mangan bubur. Racikan ayam ne akeh banget.
BalasHapusIya Mbak sedap sekali sarapan bubur ayam pagi-pagi.
HapusWah...Mbak bisa bahasa Jawa ternyata...
Salam,
wah porsinya bikin kenyang ya, malah takut gk habis kalau saya yang makan
BalasHapusBetul Mbak ini porsinya besar sekali. Makanya saya gak berani untuk ditambah telur asin ataupun sate tusukan itu.
HapusSalam,
sedapnya bubur ayam tu abah.. saya pun baru saja makan bubur nasi semalam.. ^^
BalasHapusIya Mbak sedap sekali sarapan bubur ayam pagi hari.
HapusDisana lebih terkenal dengan nama bubur nasi saja ya Mbak?
Salam,
saya suka baca bubur ayam dan tidak kisah pun berapa kali mas ceritakan tentang hal tersebut
BalasHapusTerima kasih sekali, Mas.
HapusMaklum blog ini semacam menampung catatan harian, jadi tak terhindari bila ada catatan dengan tema berulang.
Salam,
sedap buburnya....bubur kegemaran saya juga, tapi saya tak makan ayam. biasanya saya order bubur daging.
BalasHapusOh Mbak tak makan ayam ya. Jadi pesannya bubur nasi dengan daging saja.
HapusSalam,
pasti enak bangat tu. porsi ayamnya gede..
BalasHapusSeporsinya gede sekali, Pak Kie.
HapusKapan-kapan kalau saya mampir kembali disini, sepertinya cukup pesan setengah porsi saja.
Salam,
Bubur is my fav.nmpk sgt sedap tu
BalasHapusSedap sekali Mbak.
HapusRacikannya khas dan berbeda dengan racikan bubur ayam tradisional.
Salam,
Tidak pernah jemu dengan perkongsian bubur ayam di sini. Isi ayamnya memang nampak banyak menumpuk dalam mangkuk. Selamat menjamu selera Abah.
BalasHapusTerima kasih Mbak.
HapusBubur ayam ini memang khas racikannya, porsinya besar, membuat kenyang.
Salam,
Banyak lauk dalam buburnya, dan nampak sedap, Pak Asa. Kalau saya pun, selesai berjalan pagi dan nampak gerai jual bubur, pasti berhenti dulu, nikmati bubur untuk sarapan.
BalasHapusKalau gerai makan di sini ada jual bubur ayam sebagai sarapan pasti saya beli tapi masalahnya tidak ada.
BalasHapusBanyak accessories nya tu pak.. semangkuk gitu berapa harganya?