Kamis, 190625: Antar Ambu ke Pasar
Cuaca pagi ini mendung dan cukup sejuk. Semalam turun hujan sampai jelang waktu shalat Subuh tiba.
Pagi ini Abah jalan kaki tidak sendirian, tapi bersama Ambu. Katanya Ambu perlu belanja keperluan dapur dan macam-macamnya di pasar tradisional.
Jalan kaki dari rumah ke pasar tradisional Cisaat hanya makan waktu sekitar 30-an menit saja.
Suasana di depan pasar tradisional Cisaat sudah cukup ramai. Memperhatikan kesibukan orang-orang penjual dan pembeli tergambar geliat ekonomi yang masih normal.
Memasuki bagian dalam pasar, terlihat kios-kios yang memperdagangkan berbagai barang kebutuhan. Rasanya penerangan agak kurang, sehingga suasan pasar bagian dalam agak sedikit gelap.
Meskipun banyak kios-kios di dalam pasar, tapi di area yang lias ditengah pasar banyak juga para pedagang menjajakan barang dagangannya pada meja-meja.
Ambu belanja berbagai kebutuhan dapur, diantaranya membeli daging ayam dan bawang merah beserta cabai merah.
Terus terang mengantar Ambu berbelanja di pasar lebih capek bila dibanding jalan kaki biasa. Mengantar belanja Ambu bukan hanya jalan kaki tapi juga mengikuti kemana Ambu melangkah mencari barang yang akan dibeli, sambil menenteng kantong berisi barang-barang yang telah dibeli.
Pulang belanja, mampir dulu di kios Bubur Ayam Sukamanah. Racikan bubur ayamnya yummy banget...
Oh iya hampir lupa, tadi Abah dan Ambu sempat foto selfie di depan pasar tradisional Cisaat.
Salam hangat dari Abah dan Ambu kepada teman-teman pembaca semua...
==(*)==
Saya setuju amat kalau mengikuti ibu2 belanja ke pasar amat capek. Itu sebab barang basah hanya abah saya sahaja yang membeli. Tetapi kalau di supermarket memang mak2 juara..tetapi tetap anak2 tukang tolak troli dan membayar..hehehehehehe..
BalasHapusSeronok bilamana Abah menemani isterinya(betul kan) ke pasar...pasar adalah tempat paling aman buat golongan ibu...SA suka!!!
BalasHapusKalau jalan kaki 30 menit berarti jarak dari rumah ke pasar lumayan ya, Bah? Sekitar 2-3 km?
BalasHapus