...catatan random a la Abah...

Salam Blogger...

Foto saya
Seorang kakek yang masih tetap suka menyimak musik, menonton film dan kadang-kadang ngeblog.

Halaman

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

10 Juni, 2025

Bubur Ayam Mamah Intan


Kali ini Abah cerita tentang sarapan pagi saja ya. 

Sarapan pagi biasa Abah lakukan seusai jalan kaki pagi. Seringnya Abah sarapan bubur ayam. Meskipun tersedia beberapa pilihan untuk sarapan pagi seperti nasi uduk, ketupat Padang sampai geco (racikan tauge plus tauco), Abah tetap memfavoritkan bubur ayam. 

Apa gak bosan sarapan bubur ayam hampir setiap pagi?

Tenang saja, banyak pedagang bubur ayam langganan Abah. Dan setiap pedagang mempunyai resep racikan yang berbeda, yang khas. Inilah yang membuat Abah belum bosan dengan bubur ayam. 

Beberapa waktu berselang Abah menemukan pedagang bubur ayam yang baru berjualan di Jalan Pasar Ciwangi, namanya Bubur Ayam Mamah Intan. Lokasi bubur ayam ini biasa Abah lewati seusai jalan kaki di Lapang Merdeka saat menuju rumah emak. 

Ini racikan bubur ayam Mamah Intan,

Pada gerobak bubur ayamnya tertulis "dibuat dengan resep khas nenek", ini membuat Abah penasaran dan bertanya pada pedagangnya. 

Rupanya "nenek" yang dimaksud telah berdagang bubur ayam sejak 16 tahun lalu. Awalnya berdagang di Terminal Sukaraja. Kini bertambah dengan dua gerobak lagi, satu di Jalan Pasar Ciwangi ini dan satu lagi di dekat Terminal Lembur Situ. 

Ini penampakan gerobak bubur ayam Mamah Intan di Jalan Pasar Ciwangi,

Luar biasa bagaimana mereka mengembangkan usaha kecil berdagang bubur ayam sejak 16 tahun lalu dan tetap eksis sampai saat ini. 

Benar-benar Abah salut...

35 komentar:

  1. kelihatan lazat bubur ayam nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cukup lezat dan sesuai dengan selera saya Mbak.

      Salam,

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih Mbak.
      Saya follow kembali blog nya.

      Salam,

      Hapus
  3. Hebat sekali mereka mampu meneruskan usaha niaga sehingga 16 tahun! Salah satu sebabnya pasti kerana kelazatan rasa bubur ayamnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salut dengan ketekunan berdagang bubur ayam sampai 16 tahun.
      Sepertinya saat ini mereka sedang mencoba untuk ber-ekspansi.

      Salam,

      Hapus
  4. Penampakan buryamnya keliatan enak..hmmm...sama saya juga suka buryam buat sarapan.enak dan ringan aja di perut rasa2nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sarapan pagi cocoknya yang ringan-ringan seperti bubur ayam ya Mbak.
      Rasanya cukup lezat dan pas dengan selera saya.

      Salam,

      Hapus
  5. Bermakna buburnya sedap, jadi sebab itu boleh bertahan lama, ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya demikian Mbak, rasa bubur ayamnya yang sedap dan penyajiannya yang baik.

      Salam,

      Hapus
  6. Itulah sumber rezeki ...bila doa bergabung usaha, insha Allah pasti ada hasilnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali Mas. Doa dan ikhtiar akhirnya akan menunjukkan hasil yang baik.

      Salam,

      Hapus
  7. Kalau sudah 16 tahun berniaga, pasti rasanya enak lain daripada yang lain ni. Bubur memang sesuai dimakan pagi2 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak mereka mempunyai resep khusus sehingga rasa bubur ayamnya ada sedikit perbedaan dengan racikan bubur ayam lain.

      Salam,

      Hapus
  8. Owh? Peminat bubur ya?

    Fun fact... uncle tak minat bubur.... makan kalau terpaksa. heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selera orang memang berbeda ya Uncle.
      Jadi favorit sarapan pagi Uncle apa ya? Mungkin nasi lemak?

      Salam,

      Hapus
  9. sedapnya bubur ni! saya suka semua jenis bubur!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti kita sama Mbak, sama-sama penyuka bubur...

      Salam,

      Hapus
  10. Enak nampak bubur ini. Apa lagi dengan resepi nenek nya, mesti sedap.

    BalasHapus
  11. Meriah bubur ayam tu, penuh semangkuk tu dgn lauk sampingan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak, semangkuk sudah bikik perut kenyang.

      Salam,

      Hapus
  12. Enaknya pagi-pagi bersarapan pagi dengan bubur. Kenyang makan semangkuk kembalikan semula tenaga berjalan yang hilang. Senang ya nak bersarapan bubur disana, ramai peniaga bubur.

    Salam kenal, maaf ya lambat membalas kunjungan. maaf tak dapat follow. Sekarang blogger ada had limit untuk follow blog. Saya punya kuota follow dah habis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan dah habis tapi dah sampai hadnya.

      Hapus
    2. Banyak pedagang bubur ayam disini Mbak. Masing-masing dengan racikannya yang khas.

      Salam kenal kembali Mbak. Tak apa-apa tak follow yang penting persahabatan via blog tetap terjalin.

      Salam,

      Hapus
  13. Bubur ayam adalah salah satu menu sarapan saya juga pak.. Yang penting banyakin taburan daun bawangnya.. 😄Saya suka bubur ayam karena gurih dan memang tiap daerah punya ciri khas masing-masing ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah samaan kita Mbak menjadikan bubur ayam sebagai menu sarapan.
      Iya betul Mbak setiap daerah punya ciri khas racikan bubur ayam ini.

      Salam,

      Hapus
  14. Bubur ayamnya makan di situ atau bungkus bawa pulang pak?
    Tak nampak meja dan kerusi di situ, ada gerobaknya sahaja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya makan di tempat, Mbak.
      Ada meja dan beberapa kursi di belakang gerobaknya, hanya tak jelas terlihat pada foto.

      Salam,

      Hapus
  15. wahhh penuh satu mangkuk tu...
    tapi lagi takjub...bisnesnya mampu bertahan lama... apa agaknya rahsia mamah intan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak penuh satu mangkuk dan cukup membuat perut kenyang.
      Mungkin rahasia usahanya bertahan lama karena mereka ulet dan tekun menjalani usahanya dan punya racikan bubur ayam yang khas.

      Salam,

      Hapus
  16. Mudah sekali untuk dapatkan bubur ayam di pagi hari buat sarapan. Di tempat saya memang jarang ada atau sama sekali tidak jumpa bubur ayam di waktu pagi atau petang.
    Nampak sungguh menyelerakan, penuh semangkuk dengan banyak aksesori di atasnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disini banyak sekali pedagang bubur ayam, Mbak. Sepertinya bubur ayam ini pilihan favorit untuk sarapan pagi bagi orang Sukabumi.

      Racikan bubur ayam ini sedap juga dan penuh dalam satu mangkuk.

      Salam,

      Hapus
  17. salam kenal abah. nampak sedap bubur ayam itu. saya juga peminat bubur nasi. biasanya saya akan makan dengan lobak masin goreng bersama cili api. masam dan pedas-pedas sedikit, barulah berselera.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh Mbak juga peminat bubur ayam juga ya...suka yang pedas juga Mbak?

      Salam kenal juga Mbak. Salam persahabatan via blog.

      Salam,

      Hapus

Terimakasih telah singgah dan membaca tulisan Abah.
Sila tinggalkan komentar sahabat disini. Cepat atau lambat Abah akan membalasnya dan berkunjung ke blog sahabat.
Salam Blogger dan Salam Persahabatan selalu...